SEKILAS INFO
: - Kamis, 05-12-2024
  • 7 tahun yang lalu / Selamat Datang di Website SMA Negeri 1 Ampek Angkek
MERUMUSKAN KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP)

Mengukur ketercapaian pembelajaran  pada kurikulum merdeka menggunakan patokan kepada Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP). KKTP harus dirumuskan oleh guru sejak awal penyusunan program pembelajaran guna membantu dan menjadi pedoman dalam melaksanakan assesment atau penilaian  setiap tujuan pembelajaran (TP)  dalam sebuah capaian pembelajaran (CP).  Perumusan  KKTP sangat dipengaruhi indikatorr tujuan pembelajaran (IKTP) yang disusun guru saat merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP).

Merumuskan KKTP memiliki beberapa perbedaan yang esensial bila dibandingkan dengan merumuskan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada kurikulum 2013. Kriteria Ketuntasan Mininal (KKM) pada kurikulum 2013 adalah patakoan untuk mengukur penguasaan kompetensi oleh siswa terhadap setiap KD yang dipelajarinya. KKM dirumuskan oleh guru berdasarkan kepada tiga faktor yaitu inteks siswa, kompleksitas materi dan daya dukung yang tersedia. Guru dalam merusmuskan KKM mulai dari KKM KD sampai pada KKM mata pelajaran. Rata-rata KKM KD menjadi KKM mata pelajaran, rata-rata KKM mata pelajaran menjadi KKM kelas dan rata-rata KKM kelas menjadi KKM satuan pendidikan. Pada kurikulum 2013 satuan pendidikan diberikan kewenangan untuk menetapkan KKM satuan pendidikan.

Fungsi KKM pada kurikulum 2013 adalah sebagai patokan untuk menentukan seorang siswa mencapai ketuntasan belajaratau tidak Sementara pada kurikulum merdeka tidak lagi menggunakan kata ketuntasan melainkan yang digunakan akan adalah kata ketercapaian. Perpedaan penggunaan kata ketuntasan dan ketercapaian pada kedua kurikulum sesungguhnya mempunyai substansi yang berbeda.

Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) adalalah untuk melihat sejauh mana siswa mencapai kompetensi pada tujuan pembelajaran yang yang berfungsi untuk merefleksikan proses pembelajaran. Kalau demikian diman letak perbedaanya antra KKTP dengan KKM. Secara sepintas kelihatannya sama namun kalau kita amati betul sesungguhnya berbeda. Ketercapaian Tujuan pembelajaran atau tercapai tidak tujuan pembelajaran oleh siswa digunakan untuk sebagai bahan analisis dan tindak lanjut untuk memperbaiki pembelajaran berikutnya. Ketuntasan Minimal berupa indikator berbentuk angka tanpa adanya penjelasan atau deskripsi tentang perbedaan angka-angka tersebut.  Misalnya seorang siswa memperoleh nilai 80 dari KKM 75, sementara siswa lain memperoleh nilai 90 dari KKM 75. Sementara dalam KKTP ketercapaian pembelajaran dideskripsikan dapat menggambarakan perbedaan  masing-masing tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran.

Berikut beberapa perbedaan antara KKM dengan KKTP

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

  1. Indikator tuntas pada  KKM menggunakan Angka mutlak seperti 75,78, 80
  2. Tiidak ada penjelasan atau deskripsi mengenai perbedaan angka indikator tersebut.
  3. Siswa yang tidak tidak mencapai indikator tuntas maka dilakukan remedial untuk mencapai angka ketuntasan minimal.
  4. KKM cenderung meratakan kemampuan peserta didik hanya karena memiliki nilai yang sama.
  5. Tidak bisa membedakan penguasaan siswa yang memiliki nilai indikator yang sama dengan siswa lain

Kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran (KKTP)

  1. Indikator ketercapaian pempelajaran pada KKTP berbentuk deskripsi konkret mengenai keterampilan dan kompetensi yang dikuasai siswa.
  2. Indikator ketercapaian pembelajaran merupakan , sebagai bukti bahwa siswa telah mencapai tujuan pembelajaran.
  3. Indikator kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak seperti, 70,85,90.
  4. Jika diperlukan guru diperkenankan menggunakan rentang/ interval  nilai misalnya 70-80, 81-90 dalam menetukan indikator KKTP dan tetap memberikan deskripsi/ keterangan mengenai tiap interval tersebut.
  5. Deskripsi tentang perkembangan siswa menjadi lebih terukur dan personal sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.
  6. Siwa  yang mencapai nilai sama dengan siswa lain penjelasan dalam laporan hasil belajarnya bisa membedakannya.
  7. Penjelasannya  dalam deskripsi ketercapain pembelajaran benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, progres, dan area perkembangan masing-masing siswa.
  8. Bila ditemukan siswa  tidak mencapai indikator ketercapaian guru akan melakukan refleksi dan evaluasi.

Guru dalam mengembangkan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran (KKTP) dapat menggunakan beberapa cara antara lain:

  1. Menggunakan Deskripsi Kriteria
  2. Mernggunakan pendekatan rubrik
  3. Menggunakan skala atau interval

Ketiga cara mengembangkan KKTP menggunakan deskriptif tentang capaian yang diperoleh oleh siswa. Deskripsi yang disusun guru mencakup kategori yang dicapai siswa seperti, Kurang, Cukup, Baik,  Sangat Baik, atau Kurang memadai, Memadai dan Sangat Memadai dan kategori lain.  Penentuan kategori perolehan pencapaian siswa tentu didasarkan kepada Tujuan Pembelajaran yang telah dirumuskan.

Deskripsi dan kategori pencapaian tujuan pembelajaran seperti yang diuraikan di atas bersifat kualitatif.  Di sisi lain kita menemukan rapor yang merupakan laporan pencapaian dan perkembangan hasil belajar siswa bersifat kuantitatif atau angka. Alan timbul pertanyaan-pertanyaan antara lain:

  •  Bagaiamana dengan nilai rapor yang bersifat kuantitatif berupaangka mutlak ?
  •  Apa yang menjadikan dasar pertimbangan bagi guru untuk menetapkan seorang siswa mencapai kategori pencapaian tujuan mata pelajaran tertuntu ?

Jawaban dari pertanyaan yang pertama adalah mebuatkan interval nilai masing-masing kategori pencapaian. Misalnya dibawah 60 Kurang, 61-70 Cukup, 71-80 Baik, 81 ke atas Sangat Baik. Interval ketercapaian ini selanjutnya diolah menjadi nilai sumatif yang dilaporkan dalam rapor siswa. Pertanyaan selanjutnya adalah dasar penentuan kategori  ketercapaian tujuan pembelajaran siswa ?  Penentuan kategori pencapaian tujuan pembelajaran adalah indikator ketercapaian pembelajaran.

 Penentuan kategori pencapaian tujuan pembelajaran ini sekaligus sebagai jawaban pertanyaan apa yang menjadikan dasar pertimbangan bagi guru untuk menetapkan seorang siswa mencapai kategori pencapaian tujuan mata pelajaran tertuntu ? Dasar yang menjadi pertimbangan bagi guru untuk menetapkan seorang siswa telah mencapai atau belum tujuan pembelajaran adalah seberapa tujuan pembelajaran yang dirumuskan dicapai oleh masing-masing siswa. Untuk bisa mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran ini guru harus terlebih dahulu menentukan tanda-tanda atau cirri seorang siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Tanda-tanda pencapaian tujuan pembelajaran ini biasanya kita sebut dengan indikator pencapaian kompetensi pada kurikulum 2013 sedangkan pada kurikulum merdeka disebut dengan Indikator Ketercapaian Pembelajaran (IKTP).  IKTP diturunkan atau oleh guru saat merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) masing-masing Capaian Pembelajaran (CP) di setiap fase.

Berikut ini contoh simulasi perumusan KKTP berdasarkan IKTP setiap Tujuan Pembelajaran (TP).

No Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Indikator Ketercapaian pembelajaran KKTP
1 Peserta didik mampu konsep dasar studi sejarah yang meliputi  konsep manusia, ruang, waktu diakronis (kronologi), sinkronis, kausalitas perubahan berkelanjutan, kegunaan sejarah, metode penelitian sejarah Setelah pembelajaran ……………… ……………… ……………..

……

 

1.    Menguraikan konsep ruang dan waktu dlm sejarah

2.    Menjelaskan konsep sinkronik dan diakronik

3.    Menguraikan fungsi sinkronik dan diakronik dalam penulisan sejarah

4.    Mengaitkan hubungan satu peristiwa dengan peritiwa lainnya

5.    Melakukan penelitian sederhana tentang sejarah masyarakat tempat tinggal siswa

6.    dst

Dari 5 indikator Ketercapaian pembelajaran (IKTP) yang diturunkan oleh guru dari kompetensi capaian pembelajaran, siswa baru bisa mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan misalnya minimal menguasi 3 IKTP.  Maka KKTP pada Tujuan Pembelajaran ini adalah 3/5 atau  60 %

Dari contoh perumusan IKTP di atas diperoleh KKTP pada Tujuan Pembelajaran tersebut adalah 60 %. Maka langkas selanjutnya yang dilakukan oleh guru adalah membuat interval dan pengelompokkan kategori pencapaian pembelajaran. Misalnya. Ketercapaiann di bawah 60 % belum tercapai atau kategori kurang, 60% – 70 % kategori telah tercapai, 71 % – 80 %  tercapai dengan baik, 81 % ke atas tercapai dengan sangat baik.

Pengelompokan pengkategorian ketercapain pembelajaran di atas akan membantu guru saat melakukan pengelohan nilai sumatif. Guru bisa lebih mudah mengolah nilai dari bentuk persen ke nilai yang berbentuk angka dari 0 – 100.

 

Untuk lebih lanjut dapat diakses lewat link di bawah ini :

https://historicalsmart.blogspot.com/2023/08/kriteria-ketercapaian-pembelajaran.html

TINGGALKAN KOMENTAR

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Arsip